Wednesday, September 14, 2011

Yunani Akan Meninggalkan EURO

Keluar dari zona Euro dan meninggalkan mata uang Eropa adalah tindakan yang secara ekonomis dan teknis tidak masuk akal. Hal itu dikatakan salah seorang anggota Dewan Direksi Bank Central Eropa menyusul pemberitaan Der Spiegel tentang kemungkinan keluarnya Yunani dari zona Euro dan langkah negara itu menggunakan kembali mata uang nasionalnya. Hal itu dimaksudkan untuk menyelamatkan negara itu dari kesulitan ekonomi yang menderanya setelah bergabung dengan zona Euro dan himpitan utang kepada lembaga-lembaga keuangan internasional yang semakin menggunung.

Memang, pemberitaan koran Jerman itu telah dibantah oleh pemerintah Yunani. Namun memburuknya kondisi perekonomian Yunani telah memperkuat dugaan negara itu mungkin bakal keluar sementara dari zona Euro. Akan tetapi, menurut pihak Bank Central Eropa, keputusan keluar dari zona Euro malah akan memperburuk kondisi Yunani. Jika itu terjadi, para nasabah akan menarik uang mereka dari bank yang mengakibatkan kebangkrutan bank-bank Yunani.

Dalam beberapa tahun terakhir, muncul keraguan akan masa depan mata uang Eropa di sejumlah negara anggota zona Euro seiring dengan meningkatnya defisit anggaran dan munculnya krisis ekonomi di wilayah ini. Mata uang Euro pertama kali diperkenalkan dan digunakan pada tahun 1999, dan saat ini sekitar 17 negara menggunakannya sebagai mata uang resmi.

Akan tetapi dalam beberapa tahun terakhir muncul krisis ekonomi di sejumlah negara Eropa seperti Yunani, Portugal, Irlandia dan Spanyol yang diwarnai dengan kelesuan dan defisit anggaran dalam jumlah besar. Seiring dengan itu, nilai tukar mata uang Euro juga melemah di banding mata uang lainnya. Kondisi itu membuat sejumlah negara seperti Jerman yang mendukung pemberian dana bantuan untuk menyelamatkan negara-negara Eropa yang terlilit utang, mengkhawatirkan membengkaknya pendanaan ini. Di sisi lain, program penyelamatan ekonomi yang dilaksanakan dengan cara pengetatan ekonomi telah menimbulkan gejolak dan protes rakyat.

Banyak pakar yang meyakini bahwa krisis ini tidak hanya melanda negara-negara seperti Yunani. Sebab, negara-negara kaya seperti Italia, Perancis dan Jerman juga dililit utang yang semakin membengkak. Tak hanya itu, negara-negara anggota Uni Eropa yang tidak menggunakan mata uang Euro juga terkena imbas dari krisis yang ada. Dalam kondisi seperti ini para pemimpin Uni Eropa belum mengambil keputusan komprehensif dan jelas untuk mengatasi krisis ekonomi negara-negara anggotanya. Diperkirakan krisis ekonomi di Eropa belum akan berakhir, dan sejumlah negara lainnya bakal terpaksa mengajukan pinjaman dari lembaga finansial internasional. Dan mungkinkah apa yang dialami Yunani saat ini dialami pula oleh banyak negara Uni Eropa lainnya?

No comments:

Post a Comment